Mendinamiskan Jam’iyyah Melalui Kaderisasi Pemimpin Umat - MUSWIL VII PEMUDA PERSIS JAWA BARAT.

Friday, 28 June 2019 Oleh Admin
Mendinamiskan Jam’iyyah Melalui Kaderisasi Pemimpin Umat - MUSWIL VII PEMUDA PERSIS JAWA BARAT.
Bagikan

Perhelatan  empat tahunan musyawarah Pemuda Persis di provinsi Jawa Barat atau lebih  dikenal dengan nama “MUSWIL” telah dilaksanakan seiring berakhirnya kepemimpinan Miftah Farid dan Taskylnya. MUSWIL ini  berfungsi untuk menilai laporan pertanggungjawaban pimpinan wilayah, menetapkan program jihad dan memilih ketua pimpinan wilayah periode berikutnya. Dengan mengambil tema ”Mendinamiskan Jam’iyyah Melalui Kaderisasi Pemimpin Umat”, terkandung dua garis besar harapan untuk kepemimpinan wilayah jawa barat di masa periode selanjutnya sebagai berikut : pertama, terciptanya jam’iyyah yang dinamis di setiap jenjang kepemimpinan; kedua, terciptanya kader pemimpin umat yang tegas, lugas, mampu memberi solusi di setiap permasalahan baik internal mau pun eksternal denggan konsep yang jelas, sehingga menjadi wasilah terciptanya umat terbaik melalui konsep dakwah yang jelas mengajak kepada al-khair, memerintah ma’ruf dan mencegah terjadinya munkar. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Ali Imran [3] : 110.

MUSWIL kali ini digawangi oleh Agus Priatna sebagai ketua panita berhasil mendapatkan antusias yang sangat baik terlihat dari kehadiran  16 dari 17 Pimpinan Daerah dengan total 205 utusan dari 255 yang diundang. MUSWIL ini juga dihadiri oleh undangan  dari Pemprov Jawa Barat, PW. Persis beserta Otonom-nya, PD. Persis Kab. Bandung, PC. Persis Bojongsoang,  Aparat pemerintahan di Lingkungan wilayah kecamatan Bojongsoang,  beberapa  pimpinan wilayah Organisasi Kepemudaan Islam setingkat Jawa Barat serta lebih istimewa lagi MUSWIL ini juga dihadiri  para ketua PW. Pemuda Persis Jawa Barat dari masa ke masa, dan diresmikan secara langsung oleh PP. Pemuda Persis H. Eka Permana Habibillah. Dalam sambutannya ketua umum PP. Pemuda Persis berpesan bahwa kader pemuda persis bukan hanya harus bisa mengaji dan mengkaji tetapi harus bisa mengamalkan. Ia juga mengamanahkan untuk bisa menjadi musyawirin yang amanah dengan memililh pemimpin berdasarkan kebutuhan bukan keinginan, dan terakhir agar menghilangkan mental merasa terbebani ketika terpilih karena itu merupakan pengkhianatan besar terhadap tanggung jawab organisasi kita sebagai organisasi kader.

Sebagaimana tema yang diangkat, figure kader pemimpin umat yang diangkat disajikan melalui seminar penyerta dengan judul ‘Tribute to KH. Isa Anshari, fikrah dan Kiprah KH. M. Isa Anshari Untuk Umat dan Bangsa’ dengan menghadirkan nara sumber H. Iman Setiawan Latief, SH selaku ketua PW. Persis Jawa Barat,  Dr. Hj. Nunung Ayu Sofiati, S.Pd, MM beserta Keluarga KH. Isa Anshari dan Ust. Hadi Nur Tamadun dari staff dewan Tafkir PP. Persis.

Muswil VII ini dibagi ke dalam 4 sidang Pleno yang membahas agenda acara dan tata tertib persidangan, laporan pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah masa jihad 2015-2019, program jihad dan Tata tertib pemilihan ketua, serta pemilihan dan pelantikan ketua terpilih masa jihad 2019-2023. Persidangan yang dipimpin oleh presedium sidang Ridwan Al-Faruqi [PD. Kab. Bogor], Wahid [PD. Kab. Garut], dan Aditya Aryo [PD. Kab. Bandung] berjalan sangat dinamis sehingga menghabiskan durasi 15 jam dan tercatat sebagai muswil Pemuda Persis Jawa Barat terlama sepanjang sejarah. Pandangan umum dari musyawirin seluruhnya menerima dan menilai cukup baik laporan pertanggungjawaban masa jihad 2015-2019, sementara fokus verifikasi yang mencolok berkaitan dengan keikutsertaan Pimpinan Wilayah terhadap dukungan salah satu calon legislatif DPRD Jabar pada PILEG 2019.

Pembahasan lain yang menguras banyak waktu, pikiran, tenaga dan emosi berkaitan dengan tata tertib pemilihan ketua, point yang cukup alot berkaitan dengan mekanisme pemilihan ketua melalui musyawarah mufakat atau melalui pemilihan dengan suara terbanyak. Permasalahan ini menghabiskan durasi dua jam sehingga diputuskan melalui voting,  dan diputuskanlah mekanisme pemilihan ketua ditempuh melalui pemilihan dengan suara terbanyak. Mekanisme ini ditempuh dengan pemilihan bakal calon dari tiap utusan PD dan PC sehingga terpilihlah lima nama dengan perolehan suara terbesar yaitu; Agus Priatna, M. Edwin Khadafi dari [PD. Kota Bandung], Ilyas Rahman Ghani, Ibrahim Nasrul Haq Al-Fahmi [PD. Kab. Bandung], dan Iwan Syahrudin [PD. Kab. Bogor]. Namun pada tahap verifikasi kriteria, dua orang calon gugur sehingga tersisa tiga nama yaitu Agus Priatna, Ilyas Rahman Ghani dan Ibrahim Nasrul Haq Al-Fahmi. Pemungutan suara pun mengantrakan Agus Priatna Sebagai ketua terpilih dengan 79 suara disusul oleh Ibrahim Nasrul Haq Al-Fahmi dengan 68 suara dan Ilyas Rahman Ghani dengan 58 suara sehingga genap 205 suara tanpa abstain satu suara pun.

Dalam khutbah iftitah sebagai ketua terpilih, Agus Priatna menegaskan bahwa Muswil harus bisa membuahkan kebaikan sehingga menjadi tabungan ganjaran di hari akhir kelak, ia juga mengingatkan bahwa amanah wilayah jawa barat dengan jumlah anggota terbesar se-Indonesia, harus didukung oleh berbagai peran kader di berbagai daerah dan level pimpinan dengan diawali menghilangkan ego primordial kedaerahan yang dapat menghambat kemajuan dakwah pemuda persis di Jawa Barat.

Rangkaian acara Muswil VII ini ditutup pada jam 04.00 dini hari dengan taushiyah dari Ust. Hamdan Abu Nabhan selaku ketua II Pimpinan Pusat Pemuda Persis. Beliau memberikan bekal pemuda persis harus menjadi ashabun dan hawariyyun Persis sebagai miniatur dari islam. Beliau juga mengharapkan PW. Pemuda Persis Jabar ke depan dapat menjadi figur ibadurrahman sebagaimana dalam surat Al-Furqan:63 diantaranya point berjalan di muka bumi dengan rendah hati, karena kita tidak bisa merendahkan diri kalau tidak mengikhlaskan hati.  [ Miftah Husni, Sekretaris panitia Muswil VII PW. Pemuda Persis Jawa Barat]